BEBAS

私のブログへようこそ Trust_JC@29

BEBAS

PENYAKIT PERNAFASAN / GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN

Sistem pernafasan dapat mengalami berbagai gangguan, baik karena kelainan sistem pernafasan atau akibat infeksi kuman. Beberapa jenis gangguan antara lain :

1. Asma/sesak napas merupakan gangguan pada sistem pernafasan berupa penyempitan saluran nafas akibat otot polos pembentuk dinding saluran terus berkontraksi, disebabkan alergi atau kekurangan hormon adrenalin.

Gejala asma

BatukNafas cepatNafas bunyiSesak nafas, sakit dada dan gelisahSianosis (kebiruan di sekitar mulut), ini terjadi bila serangan asma cukup berat.Golongan hisapan, debu rumah dengan tungaunya, asap (rokok, obat nyamuk), kapuk, bulu binatang, kecoa (kotoran dan serpihannya) dan minyak wangiGolongan makanan, makanan yang dapat menjadi pencetus asma antara lain, kacang tanah, coklat, es, tomat, makanan dengan MSGInfeksi saluran nafas contohnya fluPerubahan cuacaKegiatan jasmani misalnya olahragaPsikis misalnya keadaan stress- Pencegahan                                                                                                                    Pencegahan asma adalah dengan menghindari faktor pencetus dan memakai obat asma.Yang   belum asma jangan sampai kena asma, yang sudah asma dijaga supaya jangan sering kambuh dan yang sering kambuh dijaga supaya tidak bertambah berat lagi.- Pengobatan                                                                                                                                     Obat asma diperlukan untuk melebarkan saluran pernafasan. Pemberian obat ada yang secara oral (melalui mulut), parenteral (suntikan) dan inhalasi (hirupan). Obat inhalasi efeknya lebih cepat dengan dosis rendah dan efek negatifnya juga rendah. Obat inhalasi ini bisa diberikan dengan dosis rendah karena langsung bekerja pada saluran pernafasan.Radang paru-paru adalah penyakit umum, yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas di antara orang tua dan orang yang sakit menahun. Vaksin untuk mencegah beberapa jenis radang paru-paru bisa diperoleh. Prognosis perseorangan tergantung dari jenis radang paru-paru, perawatan yang cocok, komplikasi lainnya, dan kesehatan orang tersebut. Jenis radang paru-paru dari lokasi infeksi dapat dibagi menjadi:1. Infeksi ambulant pneumonia atau di luar rumah sakit Penyebab: Streptococcus pneumonia ( 30-60 % )2. Infeksi nosokomial pneumonia atau pasien memperolehnya dari masa dia tinggal di rumah sakit Penyebab: > 60 % Gram negativ misalnya Pseudomonas dan sisanya gram positiv seperti staphylokokkenPembagian ini penting karena bakteri yang berasal dari rumah sakit memiliki komplikasi yang lebih tinggi dan memerlukan penangana antibiotika yang lebih selektif dibandingkan dengan yang diterima ambulant atau di luar rumah sakit.Salah satu kasus radang paru-paru yang mempunyai tingkat kematian tinggi pada saat ini adalah kasus radang paru-paru yang disebabkan oleh Flu burung.Jenis radang paru-paru dari anatominya:1. Bronchopneumonia Penyebabnya kebanyakan bakteri. Dibandingkan dengan lobarpneumonia, bronchopneumonia mempunyai lokalisasi penyebarannya yang berbeda sesuai dengan susunan bronkus dan bronkiolus.2. Lobarpneumonia Penyebabnya yang khas adalah bakteri streptococcus pneumonia. Lokalisasi penyebaran adalah satu lobar dari paru paru Sebutan khas juga disebabkan oleh proses patologisnya yang melalui 6 fase : a Red hepatisation ( hemorhagic atau peradangan dengan pendarahan hari 1 dan 2)b Gray hepatisation ( fibrin exsudat atau peradangan fibrin ca. hari 2-4 )c Yellow hepatisation ( abszess atau peradangan dengan diesrtai nanah ca hari 5-6 )d Lyse ( fase resorpsi atau penyerapan ca hari 9-10 )e Restitutio ad integrum (ca.14 Tag)Disebut hepatisation atau hepatisasai karena jaringan paru-paru dalam masa peradangan menyerupai jaringan organ hati dalam histologinya.Lokalisasi radang adalah interstitial. Penyebabnya kebanyakan virus ( Virus RS, Adeno-,Parainfluenza-, Influenza A-, CMV-, Campak ), mykoplasma, dll. Sel infiltrasi dapat ditemukan di biopsi paru-paru dan mempunyai khas histologi infiltrat limphosit.Pneumonia oleh virus pada orang sehat: Infeksi primer Respiratory syncitial virus ( RSV ), Parainfluenzavirus, Influenza, Adenovirus, Infeksi sekundar atau systemik virus campak , cacar / VZV Varizella Zoster Virus , AdenovirusPneumonia virus pada Immuninkompetent atau pasien yg kekebalan tubuhnya rendah CMV Cytomegali Virus Herpes Simplex Virus VZV Adenovirus3. Asidosis merupakan gangguan pada sistem pernafasan akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah.

4. Wajah adenoid (wajah bodoh) Anedoid

Sama halnya seperti amandel, tonsil yang berada di belakang rongga hidung ini akan membesar di usia 3 tahun. Setelah itu harusnya mengecil dan makin lama menghilang. Kalau adenoid terus bekerja menyaring kuman, keadaannya akan tetap besar dan bisa menjadi sumber infeksi. Pada anak, kasus ini dapat berkembang menjadi hipertropi adenoid atau adenoid yang membesar sampai menutupi saluran hidung sehingga anak susah bernapas. Waspadalah bila dalam keadaan tidur anak sering mengorok dengan keras. Gangguan napas pun sering ditunjukkan dengan tidur gelisah, kerap terbangun, dan mimpi buruk. Secara fisik, anak yang mengalami hipertropi adenoid dapat dikenali dari wajahnya yang khas atau wajah adenoid (facies adenoid) dengan ciri: mulutnya selalu terbukalangit-langit mulut tumbuh cekung ke atasgigi rahang atas maju ke depanAkibat mulut yang selalu terbuka, kuman mudah masuk ke dalam tubuh sehingga infeksi mudah terjadi. Amandel pun harus bekerja keras sehingga ikut membesar\
5. Difteri  Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae, yang biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan. Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak, dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal dan sistem saraf. Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung pada kematian.Tanda dan gejala difteri meliputi, sakit tenggorokan dan suara serak, nyeri saat menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas atau napas cepat, demam, dan menggigil.Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi. Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier (pembawa) difteri. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier.Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga mempengaruhi mata.Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:* Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di sekitarnya terpapar bakteri tersebut.* Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci.* Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara bersamaan, seperti handuk atau mainan.Selain itu, Anda juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi. Orang yang telah terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized selama enam minggu - bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi: Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaruOrang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak sehatOrang yang memiliki gangguan sistem kekebalanSiapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteriDifteri jarang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, karena telah mewajibkan imunisasi pada anak-anak selama beberapa dekade. Namun, difteri masih sering ditemukan pada negara-negara berkembang di mana tingkat imunisasinya masih rendah seperti halnya yang saat ini terjadi di Jawa timur.Jika tidak diobati, difteri dapat menyebabkan:C. Diphtheriae dapat menghasilkan racun yang menginfeksi jaringan di daerah hidung dan tenggorokan. Infeksi tersebut menghasilkan membaran putih keabu-abuan (psedomembrane) terdiri dari membran sel-sel mati, bakteri dan zat lainnya. Membran ini dapat menghambat pernapasan.Toksin (racun) difteri dapat menyebar melalui aliran darah dan merusak jaringan lain dalam tubuh Anda, seperti otot jantung, sehingga menyebabkan komplikasi seperti radang pada otot jantung (miokarditis). Kerusakan jantung akibat miokarditis muncul sebagai kelainan ringan pada elektrokardiogram yang menyebabkan gagal jantung kongestif dan kematian mendadak.Toksin juga dapat menyebabkan kerusakan saraf khususnya pada tenggorokan, di mana konduksi saraf yang buruk dapat menyebabkan kesulitan menelan. Bahkan saraf pada lengan dan kaki juga bisa meradang yang menyebabkan otot  menjadi lemah. Jika racun ini merusak otot-otot kontrol yang digunakan untuk bernapas, maka otot-otot ini dapat menjadi lumpuh. Kalau sudah seperti itu, maka diperlukan alat bantu napas.Dengan pengobatan, kebanyakan orang dengan difteri dapat bertahan dari komplikasi ini, namun pemulihannya akan berjalan lama.Difteri adalah penyakit yang serius. Para ahli di Mayo Clinic, memaparkan, ada beberapa upaya pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya:* Pemberian antitoksin: Setelah dokter memastikan diagnosa awal difteri, anak yang terinfeksi atau orang dewasa harus menerima suatu antitoksin. Antitoksin itu disuntikkan ke pembuluh darah atau otot untuk menetralkan toksin difteri yang sudah terkontaminasi dalam tubuh.Sebelum memberikan antitoksin, dokter mungkin melakukan tes alergi kulit untuk memastikan bahwa orang yang terinfeksi tidak memiliki alergi terhadap antitoksin. Dokter awalnya akan memberikan dosis kecil dari antitoksin dan kemudian secara bertahap meningkatkan dosisnya.* Antibiotik: Difteri juga dapat diobati dengan antibiotik, seperti penisilin atau eritromisin. Antibiotik membantu membunuh bakteri di dalam tubuh dan membersihkan infeksi. Anak-anak dan orang dewasa yang telah terinfeksi difteri dianjurkan untuk menjalani perawatan di rumah sakit untuk perawatan.Mereka mungkin akan diisolasi di unit perawatan intensif karena difteri dapat menyebar dengan mudah ke orang sekitar terutama yang tidak mendapatkan imunisasi penyakit ini.Jika Anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Dokter mungkin akan memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu.Di samping juga pemberian vaksin difteri dengan dosis yang lebih banyak. Pemberian antibiotik juga diperlukan bagi mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) difteri.Difteri adalah penyakit yang umum pada anak-anak. Penyakit ini tidak hanya dapat diobati tetapi juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin difteri biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk tetanus dan pertusis, yang dikenal sebagai vaksin difteri, tetanus dan pertusis.Versi terbaru dari vaksin ini dikenal sebagai vaksin DTaP untuk anak-anak dan vaksin Tdap untuk remaja dan dewasa. Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat masih bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan dan 4-6 tahun.Vaksin difteri sangat efektif untuk mencegah difteri. Tapi pada beberapa anak mungkin akan mengalami efek samping seperti demam, rewel, mengantuk atau nyeri pasca pemberian vaksin. Pemberian vaksin DTaP pada anak jarang menyebabkan komplikasi serius, seperti reaksi alergi (gatal-gatal atau ruam berkembang hanya dalam beberapa menit pasca injeksi), kejang atau shock. Untuk beberapa anak dengan gangguan otak progresif - tidak dapat menerima vaksin DTaP.
6. Emfisema merupakan gangguan pada sistem pernafasan berupa menggelembungnya paru-paru akibat perluasan alveolus berlebihan.Pada pernapasan normal, udara ditarik melalui bronki dan ke dalam alveoli, kantung-kantung kecil yang dikelilingi oleh kapiler. Alveoli menyerap oksigen dan kemudian mentransfernya ke dalam darah. Ketika toxicants, seperti asap rokok, yang menghembuskan napas ke dalam paru-paru, partikel berbahaya menjadi terperangkap dalam alveoli, menyebabkan respon inflamasi lokal. Bahan kimia yang dilepaskan selama respon inflamasi (misalnya, elastase) akhirnya dapat menyebabkan septum alveolar hancur. Kondisi ini, dikenal sebagai septum pecah, menyebabkan deformasi yang signifikan dari arsitektur paru-paru. Ini menyebabkan deformasi penurunan besar luas permukaan alveoli digunakan untuk pertukaran gas. Untuk mengakomodasi luas permukaan menurun, ekspansi kandang toraks (dada barel) dan kontraksi diafragma (mendatarkan) berlangsung. Kadaluarsa semakin tergantung pada kandang dada dan tindakan otot perut, terutama pada fase ekspirasi akhir. Karena ventilasi menurun, kemampuan untuk memancarkan karbon dioksida secara signifikan terganggu. Dalam kasus yang lebih serius, pengambilan oksigen juga terganggu. Sebagai alveoli terus memecah, hiperventilasi tidak mampu untuk mengimbangi luas permukaan semakin menyusut, dan tubuh tidak mampu mempertahankan kadar oksigen yang cukup tinggi dalam darah. Last resort tubuh adalah vasoconstricting pembuluh tepat. Hal ini menyebabkan hipertensi paru, yang menempatkan ketegangan meningkat pada sisi kanan jantung, sisi yang bertanggung jawab untuk memompa darah terdeoksigenasi ke paru-paru. Otot jantung menebal untuk memompa lebih banyak darah. Kondisi ini sering disertai dengan munculnya distensi vena jugularis. Akhirnya, seperti jantung terus gagal, menjadi lebih besar dan darah punggung di hati. Pasien dengan alpha 1-antitrypsin (A1AD) lebih mungkin menderita emfisema. A1AD memungkinkan enzim inflamasi (seperti elastase) untuk menghancurkan jaringan alveolar. Kebanyakan pasien tidak mengembangkan A1AD emfisema klinis signifikan, namun merokok dan tingkat A1AT sangat menurun (10-15%) dapat menyebabkan emfisema pada usia muda. Jenis emfisema disebabkan oleh A1AD dikenal sebagai emfisema panacinar (melibatkan seluruh acinus) sebagai lawan centrilobular emfisema, yang disebabkan oleh merokok. Emfisema Panacinar biasanya mempengaruhi paru-paru lebih rendah, sementara emfisema centrilobular mempengaruhi paru-paru bagian atas. A1AD menyebabkan sekitar 2% dari emfisema semua. Perokok dengan A1AD berada pada risiko terbesar untuk emfisema. Emfisema ringan sering dapat berkembang menjadi kasus yang parah selama periode waktu yang singkat (1-2 minggu). 7. Tuberculosis (TBC) merupakan gangguan pada sistem pernafasan berupa penyakit paru-paru akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosa.
Penyakit TBC adalah penyakit yang mudah menular dan menyebar pada orang-orang yang ada disekitarnya.
TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang yang mengelompok atau berkoloni. Meskipun kuman TBC dapat menyerang berbagai organ tubuh manusia, namun kuman ini paling sering menyerang organ pernapasan atau pada paru-paru. Infeksi primer terjadi pada individu yang sebelumnya belum memiliki kekebalan tubuh terhadap basil kuman tersebut. Tuberkulosa paru adalah penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja, yang penularannya melalui udara seperti disaat bersin, batuk dan hembusan nafas yang keluar dari hidung ataupun mulut, maka dari itu kita hendaknya waspada jika ada orang yang sedang batuk atau bersin untuk menghindarinya agar terhindar dari virus TBC. Prosesnya yaitu kuman yang bertebaran diudara terhisap melalui saluran pernapasan, kemudian masuk kedalam paru, kemudian masuk lagi kedalam limfe paru. Dari limfe inilah menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah.

Orang yang terkena penyakit TBC mengalami masalah batuk yang berkepanjangan sebagai gejala utama hingga beberapa minggu atau bulan. Jika penyakit ini tidak mendapatkan perawatan yang optimal dan teratur, dapat menyebabkan meninggalnya si penderita. Bakteri ini juga bisa menyerang anggota tubuh yang lain seperti sendi, otot, tulang, saluran kencing, sistem saraf pusat, sumsum tulang dan sistem limfa. Misalnya jika bakteri ini menyerang ginjal, maka bisa menyebabkan terjadinya kencing darah.

Gejala TBC
Tanda-tanda yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya serangan penyakit TBC yaitu batuk yang tidak kunjung sembuh lebih dari 3-4 minggu dan sering disertai dengan dahak maupun darah, berat badan turun drastis, demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung cukup lama (biasa dirasakan pada malam hari disertai keringat), mudah lelah, nafsu makan hilang.


View the original article here

trust-jc.. Diberdayakan oleh Blogger.

About